Jumat, 15 April 2011

MANUSIA DAN KEADILAN

MANUSIA DAN KEADILAN

  1. Pengertian Keadilan
Keadilan menurut
  • Artitoletes adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Keadilan yang dimaksud merupakan titik tengah diantara keduanya(seimbang) baik bersamaan ukuran, memperoleh benda atau hasil yang sama.
  • Plato adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaanya yang dikendalikan oleh akal.
  • Soerates adalah Keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan pihak pemerintah sudah melaksanakan pihaknya dengan baik. Keadilan menurut Soerates lebih diproyeksikan pada pemerintah sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
  • Kong Hu Cu adalah keadilan tercipta apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing melaksanakan kewajibanya.
  • Pendapat umum : pengakuan dan perlakuan seimbang antara hak dan kewajiban.

  1. Keadilan Sosial
Dasar Negara kita Pancasila, sila kelima berbunyi : “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam dokumen lahirnya pancasila diusulkan oleh Bung Karno. Keadilan social adalah langkah yang menentukan Indonesia yang adil dan makmur.
Panitia Ad.Hol MPRS 1966 merumuskan :
sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi, dan kebudayaan”.
Dalam Tap MPR RI NO 11/MPR/1978 tentang pendoman penghayatan dan pengamalan pancasila mencantumkan ketentuan : “ Dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.

Perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk dalam mewujudkan keadilan social :
  1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.
  2. Sikap adil antar sesama, menjaga hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
  3. Sikap suka member pertolongan kepada setiap orang yang memerlukan.
  4. Sikap suka kerja keras.
  5. Sikap menghargai karya orang alain.

Asas menuju terciptanya keadilan social melalui delapan jalur pemerataan :
  1. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan)
  2. Pemerataan pembagian pendapatan
  3. Pemerataan kesempatan kerja
  4. Pemerataan memperoleh pendidikan dan layanan kesehatan
  5. Pemerataan kesempatan perusahaan
  6. Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan
  7. Pemerataan penyebaran pembangunan
  8. Pemerataan memperoleh keadilan

  1. Berbagai Macam Keadilan
  1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan subtansi rahim umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuaanya, masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaanya yang menurut ifat dasarnya paling cocok baginya ( the Man Behind The Gun ). Pendapat Plato disebut keadilan moral sedangkan Sunoto keadilan Legal.

  1. Keadilan Distributif
Artitoletes berpendapat keadilan akan terlaksan bilamana hal-hal yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama ( justice is done when equals arctreated aqually ). Contoh : Ali bekerja 10th, budi bekerja 5th. Andai kata jika diberi hadiah harus berbeda sesuai masa kerja. Ali menerima Rp 100.000,- maka Budi menerima Rp 50.000,-

  1. Keadilan Komulatif
Keadilan bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Artitoletes keadilan merupakan asas pertalian dan ketrtiban dalam masyarak.
Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien namanya Yanti. dr.Sukartono menjalankan tugas dengan baik , Yanti menanggapi lebih baik lagi akibatnya hubungan mereka berubah menjadi cinta.Bila dr.sukartono belum berkuluarga mungkin keadaan akan lebih baik lagi, ada keadilan komulatif. Akan tetapi, karena dr.sukartono sudah berkeluarga itu merusak silaturahmi rumah tanggabahkan akan menghancurkan rumah tangga.



manusia dan pandangan hidup

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

  1. Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup bersifat kodrati karena ia bersifat menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup didunia. Pandangan hidup bukanlah timbul seketika perlu proses waktu yang lama dan terus menerus sehingga hasil pemikiranya dapat diuji kenyataanya, hasil hasil pemikiran dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenaranya.

Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya terdiri dari 3 macam :
  1. Pandangan hidup berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya.
  2. Pandangan hidup berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
  3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenaranya.

Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung organisasi, maka pandangan itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideology politik. Jika organisasi itu Negara, ideologinya disebut ideologi Negara.

  1. Cita-cita
Menurut kamus bahasa Indonesia yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang akan selalu ada dalam pikiran. Cita-cita yang belum terpenuhi adalah angan-anagan.
Untuk mencapai cita-cita ada 3 faktor :
  1. Faktor manusia
Kualitas manusia factor penentu dalam mencapai cita-cita. Cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cita-cita merupakan perjuangan hidup bilamana berhasil akan menjadi dirinya puas.
  1. Faktor kondisi
Factor yang mengantung merupakan factor yang memper lancar tercapainya cita-cita sedangkan yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi.
  1. Faktor tingginya cita-cita
Ada anjuran agar seseorang menggantungakan cita-citanya setinggi bintang di langit tetapi bagai mana factor manusianya mampuhkah yang bersangkutan mencapainya.
  1. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai norma-norma Agama dan etika.
Suara hati selalu memilih yang baik sebab itu selalu mendesak seseorang untuk berbuat yang baik bagi dirinya, oleh karena itu bila seseorang berbuat sesuai dengan suara hatinya, maka perbuatanya pasti baik demekian sebaliknya.
Faktor-faktor yang menentukan tingkahlaku ada tiga :
  1. Faktor pembawaan ( heriditas)
Dibawa dari seseorang sejak masih dalam kandungan tetapi mengapa pembawaan mereka yang saudara kandung tidak sama? Sebab : dikarenakan sel-sel benih yang mengandung factor-faktor penentu (diterima) bejumlah sangat banyak pada saat konsepsi saling berkomunikasi dengan cara bermacam-macam juga (prinsip fariasi dalam keturunan
  1. Faktor lingkungan
Lingkungaan membentuk jiwa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
  1. Lingkungan keluarga yang menjadi panutan orang tua.
  2. Lingkungan sekolah yang menjadi panutan guru.
  3. Lingkungan masyarakat yang menjadi panutan tokoh masyarakat.
  1. Faktor pengalaman
Pangalam pahit sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif.

  1. Usaha/perjuangan
Usaha/perjuangan adalah bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Keja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat danmartabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan berti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
  • Negara yang menganut ideology liberalisme :
Kesadaran individu yang berperan untuk membantu individu lainya yang kurang mampu bekerja keras memperoleh penghasilan layak.
  • Negara yang menganut ideology komunitas :
Negara lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga Negara. Walaupun tujuan ideology komunitas adalah kemakmuran warganegara, cara mewujudkan kemakmuran itu tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Manusia tidak lebih sebagai alat menciptakan kemakmuran.





  1. Keyakinan/kepercayaan
Keyakinan/keoercayaan sebagai dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution ada tiga aliran filsafat :
  1. Aliran naturalis
Hidup manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. kekuatan gaib itu terdiri dari dua natur dan itu dari tuhan.
Ajaran agama ada 2 macam :
  1. Aliran naturalis, yang disampaikan oleh tuhan yang melalui nabi-nabinya sifatnya mutlak (absolute) terdapat dalam kitab suci al-Qur’an dan Hadis. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
  2. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agam, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia. Sifatnya relatif terbuka, berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Apabila aliran naturalisme dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu berawal dari tuhan. Jadi pandangan hidup didasari pleh ajaran-ajaran tuhan melalui agama.

  1. Aliran intelektualisme
Dalam aliran ini adalah logika/akal. Dengan akal manusia berfikir apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia berawal dari akal, jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.

  1. Aliran gabungan
Dasar keyakinanini adalah kekuatan gaib dan akal. Jika apa yang benar menurut logika juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apa bila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua keyakinan pandangan hidup.
Sosialisme dan sosialisme religius.
Pebedaan dua pandangan hidup :
Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif, menekankan logika hati berfikir dari pada hati nurani, tidak begitu menghiraukan kekuasaan tuhan.
Sedangkan pandangan hidup sosialisme religious :
Menekankan pada logika berfikir kolektif individual, mengutamkan keduaduanya logika berfikir dan hati nurani, kekuasaan tuhan begitu menentukan.




  1. Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
  1. Mengenal
Mengenal apa itu pandangan hidup sebagai pedoman dan yang member petunjuk pada mereka.
  1. Mengrti
Mengerti pada pandangan hidup dan memegang peranan penting , karena dengan mengerti ada kecenderungan mengikuti apa yang berpendapat dalam pandangan hidup ini.
  1. Menghayati
Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
  1. Meyakini
Meyakini ini merupakan suatuhal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
  1. Mengabdi
Dengan mengabdi maka kita akan merasa manfaatnya. Sedang perwujudanya mengabdi ini dapat dirasakan pribadi kita sendiri terwujud dimasa masih hidup atau sudah meninggal.



di kutip dari e-learning gunadarma.